Minggu, 12 Agustus 2018

Tidak Terlihat Dekat dengan Siapapun


Diskusi QuarterLifeCrisis beberapa hari yang lalu masih seputar dunia jodoh. Mungkin bagi teman-teman yang belum mengalami, atau sudah melewati, obrolan semacam ini bisa dianggap membosankan. Tapi bagi yang sedang mengalami, mendiskusikannya dan berusaha mencari jawaban yang menenangkan adalah sebuah proses penting untuk melewati fase tersebut. Salah satunya dengan curhat.
Salah satu teman kami berkesah, setiap kali pulang atau orang tuanya menelpon, sering ditanya sudah punya pacar atau belum (karena orang tuanya tidak tahu kalau anaknya tidak mau pacaran), atau dengan candaan guyonan dari teman-teman yang lain tentang seputar tersebut. Orang tuanya pun seringkali bertanya, kapan rencana menikah? Sudah ada calonnya belum? Atau dalam kalimat-kalimat tidak langsung seperti, “Wah ini undangan ke rumah banyak banget dari teman-teman SD mu, mereka sudah menikah ya, kayak masih kecil kok udah mau nikah aja.” dan lain-lain.
Sementara teman kami ini, ia sama sekali tidak terlihat dekat dengan siapapun. Sama sekali. Bahkan ketika kami tanya, “Emang nggak ada cowok yang lagi pdkt gitu?”Jawabnya, “Enggak ada”. Juga pertanyaan lain yang sejenis,”Nah, lagi deket sama siapa gitu? Meski dia nggak pdkt?” Jawabnya masih sama, “Enggak ada”.
Dan karena ketidak-adaan inilah yang mungkin juga membuat orangtuanya bertanya-tanya, kok anaknya nggak pernah cerita suka sama siapa, atau lagi dekat sama siapa, atau ada yang pdkt dan gimana? Sementara teman-teman sebaya lainnya bahkan sudah ada yang maju melamar, meski pada akhirnya belum juga menikah.
Usianya sudah cukup matang (dalam standar orang tuanya) untuk masuk ke fase berikutnya. Juga mungkin karena melihat anaknya yang santai-santai aja, cenderung biasa-biasa aja dalam menanggapi hal tsb. Semakin membuat orangtuanya cemas.
Terlepas dari semua itu, terlepas dari sikap cueknya dan kesan biasa-biasanya ini. Teman kami bercerita kepada kami, kalau pada akhirnya dia juga berpikir. Berpikir tentang kenapa dia tidak terlihat dekat dengan siapapun? Enggak ada yang pdkt sama dia, apa enggak ada yang tertarik? Menurut kami, aneh kalau tidak ada yang tertarik dengan perempuan semandiri dan semanis dia.
Sampai pada akhirnya, diskusi panjang tanpa solusi itu berakhir dengan sebuah konklusi, barangkali itu adalah cara Allah menjaganya (terutama setelah ia berhijrah dan memutuskan untuk enggak pacaran), barangkali itu adalah bentuk perlindungan, menyingkirkan laki-laki yang mau mendekatinya tapi tidak dalam levelnya. Dan tentu saja sudah bisa kami tebak, dengan salah satu sifat tegas yang dia miliki, laki-laki kalau cuma mau pdkt untuk pacaran pasti sudah ditendangnya jauh-jauh.
Dan akhirnya, hal terbaik yang bisa manusia lakukan atas apa yang terjadi dalam hidupnya adalah bersyukur. Bersyukur sebab ia tidak terlihat dekat dengan siapapun, bahkan tidak ada yang mencie-ciekan dirinya dengan siapapun. Seperti itulah caraNya menjaga kehormatannya, izzah-nya
Yogyakarta, 17 Oktober 2017 | ©kurniawangunadi

Selasa, 31 Juli 2018

Dauroh Inspirasi Akhwat; Bolehkah Aku Tampil Syantik?

Seminggu yang lalu, tepatnya pada hari Ahad pagi (29/7/2018). Saya mengikuti dauroh akhwat di Masjid Agung Karanganyar, Jawa Tengah.

Materi dauroh pada hari itu adalah seputar fikih berhias dan fenomena hijab masa kini. Dauroh kali itu disajikan dengan sangat manis, ya walaupun terkadang di tengah materi saya tidak bisa menahan kantuk yang amat sangat. Ini nih karena di hari sebelumnya saya berkutat di acara relawan hingga larut malam. Alhamdulillah, hehe

Oke back to this point 'bout dauroh.
Dauroh yang mengusung tema, "Bolehkah Aku Tampil Syantik?", ini juga terinspirasi oleh lagunya Siti Badriah yang memang lagi banyak digandrungi dan acapkali lirik-lirik lagunya terlontar begitu saja. Apalagi bila di tempat umum yang memainkan musik pop berjudul; Syantik ini.

Yapp, what's on your mind 'bout cantik?
Cantik diidentikkan dengan sesuatu yang indah, menawan, make-up/berhias. Dalam islam sendiri, definisi cantik adalah sesuatu yang bersih dan rapih. Maka benar adanya pepatah bila 'kebersihan adalah bagian iman'.
Penjelasan cantik inipun diperkuat dengan gagasan Mba Asri Istiqomah, seorang pembicara dan wedding planner dari Boyolali, Jawa Tengah. Mba Asri menuturkan, menjadi sholihah itu harus punya 3 beauty. 3 beauty itu meliputi; healthy inside, fresh outside and brightly mindset.
1. Healthy Inside
Menjadikan diri sebenar-benarnya kuat. Ruh yang kuat, dipengaruhi oleh keimanan kita kepada Allah. Salah satunya adalah dengan menerima takdir-Nya. Kemudian, kita evaluasi untuk memperbaiki. Seorang wanita yang mempunyai ruh kuat, maka ia juga akan melahirkan anak-anak hebat. Sebagai contoh; seorang wanita pejuang, ia juga akan melahirkan anak-anak pejuang hebat. Tidak mungkin ia akan mendidik anak-anaknya penuh dengan drama.
2. Fresh Outside
Penampilan yang sopan, rapi, keren, hati yang baik. Menjadi pribadi yang ramah sehingga orang-orang merasakan kehadirannya sebagai hal yang menyejukkan.
3. Brightly Mindset
Sebagai seorang wanita, ada baiknya dan diharuskan untuk menjadi sosok yang pintar. Sebab, otak intelegensi dan kreatifitasnya dituntut baik kepada rekan maupun keluarganya kelak.
Menurut penelitian, gen otak wanita juga mendominansi gen otak anak-anaknya. Sehingga, kita para wanita sudah menjadi kewajiban kita menjadi pintar dan cerdas. Bukankah seorang ibu adalah al-ummu madrasah al-ula (ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya).
Menjadi wanita juga tak selalu tentang menuntut dan meminta, mestinya kita juga bisa menjadi problem solver atau paling tidak kita bisa diajak berdiskusi dan memberi solusi.

Karena cantik itu akan tampil nyata ketika kita berhias, maka dauroh kali ini pun mendatangkan Ust Tri Dadi, seorang guru sekaligus pembicara yang membawakan materi fikih berhias. Ust Tri Dadi menerangkan bahwa cantiknya wanita masa kini banyak sekali yang ditujukan untuk cantik dhohir (cantik yang berorientasi ke dunia).

"Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholihah" -HR Muslim No 1467

Perhiasan adalah hal yang berharga mahal. Maka sepatutnya kita jaga dan lindungi. Begitu pula dengan seorang wanita.

Namun, menjadi wanita juga hal yang berat. Bukankah kebanyakan peghuni neraka adalah wanita? Entah itu karena lisan, tindakan, pikiran maupun kemaluannya yang tak dijaga sehingga menyeretnya ke dalam neraka. Naudzubillah, semoga kita bukan termasuk golongan mereka.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, "Apabila wanita melaksanakan sholat 5 waktu, menjalankan puasa, menjaga kemaluan dan taat pada suaminya maka dia akan masuk surga dari pintu manapun yang ia suka".

Maka, boleh jadi dengan riwayat tadi, kita bisa menyelami sisi dari pintu mana kita akan kembali. Neraka kah? Atau surga kah?

Taat pada Allah

Dalam Qur'an surat At-Taubah ayat 24, diterangkan, "Sesungguhnya anak-anak, harta, perniagaan, dan tempat tinggal adalah lebih dicintai dari Allah dan Rasul dan dari jihad maka tunggulah hingga Allah mendatangkan keputusan; tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik".
Dari ayat tersebut, kita dapat menyimpulkan; jika Allah yang Maha Memberi saja kita acuhkan, tidak kita taati, lantas kehidupan seperti apa yang kita ingini? Menunggu sampai Allah mendatangkan murka-Nya? Padahal jelas-jelas kita sudah dikode oleh Yang Maha Kuasa, tapi mengapa kita tidak peka? Fa'fuanny ya Rabb..

Menutup Aurat
Menutup aurat adalah wajib. Dalam Quran surat Al-Ahzab ayat 59; " ​Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang-orang mu’min: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ketubuhnya. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang".

Aurat diartikan sebagai hal yang buruk, jelek, kurang dan malu. Sehingga aurat ini memang harus kita tutupi. Ust Tri Dadi, menuturkan bahwa aurat adalah bagian tubuh yang tak pantas diperlihatkan orang lain kecuali mahram. Untuk penjelasan lebih, dapat dibaca QS An Nur: 31 dan Al-'Araf: 26.

Adab Berpakaian Bagi Wanita
1. Menutup aurat
2. Tidak tipis
3. Tidak sempit/ketat
4. Tidak mencolok
5. Tidak menyerupai lelaki
6. Tidak menyerupai pakaian orang kafir
7. Tidak memakai wewangian yang berlebihan
8. Tidak menggunakan pakaian yang berlebihan

Maka sudah sepantasnyalah, apabila kita mengerti ilmu maka kita menerapkannya. Dan sudah sepantasnyalah, jika kita sebagai muslim/muslimah, kita mempunyai adab/aturan berpakaian agar menjadi tolok ukur bahwa kita adalah sebenar-benarnya orang Islam.
"Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk kaum tersebut" (HR. Abu Dawud dan Abdullah bin Umar)

Dauroh tersebut ditutup dengan tutorial berdandan bagi kaum hawa, agar tidak tabaruj di tengah kondisi dunia yang semakin membara. Dan tak lupa saya simpulkan adalah;
Menjadi wanita yang sebenar-benarnya sholihah. Yang tidak hanya pintar secara akademik, namun juga memahami persoalan hidup yang sedang terjadi. Yang tidak hanya pintar di sekolah, namun juga bisa memperbaiki keadaan rumah. Sehebat apapun kita, setinggi apapun gelarnya, kita tetaplah seorang wanita akhir zaman berharap surga.

Selasa, 31 Juli 2018
-ditulis ditengah kegabutan menunggu jadwal sidang dan baru tersadarkan ada setitik ilmu dauroh kemarin yang belum tersampaikan

Jumat, 20 Juli 2018

Ketika Cantik, Hanya untuk Dilihat

Beberapa waktu yang lalu, saya dan teman lama terlibat dalam sebuah diskusi. Mungkin karena tidak lama ngobrol ngalor ngidul. Diskusi kami membahas banyak hal. Salah satu hal yang kami ingat adalah tentang fenomena orang-orang yang begitu ingin menampilkan sisi-sisi pribadi dari hidupnya.
Rela menjadikan privasinya sebagai sesuatu yang umum. Rela memperlihatkan detail-detail dirinya secara total dan menjadi sesuatu yang umum. Pembahasan ini sebenarnya tentang kasus krisisnya tentang pasangan hidup ditengah-tengah kariernya yang menurutku sudah cukup. Juga usianya yang menurutku lebih dari cukup untuk masuk ke jenjang tanggungjawab yang berbeda. Dan saya sudah menikah, mungkin sebabnya pembahasan itu menjadi lebih realistis. Tidak seperti dulu, beberapa tahun yang lalu.
Salah satu katanya itu menarik, “Kalau melihat perempuan-perempuan yang hilir mudik di instagram itu, cantik-cantik sih emang, captionnya pun luar biasa bijak. Tapi buatku, mereka itu hanya untuk dilihat, tidak sampai membuatku ingin menikah dengannya.”ujarnya
Tentu jawaban ini bisa didebat, tapi aku tidak ingin mendebatnya. Apalagi itu hanya timbul dari asumsinya, tidak mengenal dengan baik dan personal siapa perempuan-perempuan yang hilir mudik di media sosialnya itu. Tapi aku lebih tertarik, sebab mengapa hal itu muncul di pikirannya.
“Entahlah. Mungkin karena gue anak ekonomi kali ya, tapi mungkin ini enggak ada hubungannya. Kalau kita berpikir secara ekonomi, ketika kita mau menjual sesuatu, katakanlah promosi. Kita akan menampilkan yang terbaik yang bisa kita jual kepada calon pembeli. Kalau kita tidak punya ini, kita punya itu. Kalau semua itu ditarik ke sisi manusia. Kita bisa melihat secara langsung, kalau kita tidak memiliki kecerdasan yang cukup, kita akan menawarkan tenaga atau kekuatan kita. Kalau kita tidak punya kekuatan juga kecerdasan, kita mungkin bisa menawarkan hal yang lain. Sampai ada yang paling ekstrem seperti menawarkan tubuhnya, organnya, bahkan bayinya untuk dijual.”
Aku berusaha menyimak, cara berpikirnya memang sedikit menarik.
“Di media sosial itu, orang tidak punya berusaha menampilkan agar menjadi punya. Manipulatif. Berusaha tampil secara fisik menarik. Entah dari tubuh, gaya hidup, makanan yang dimakan, tempat bepergiannya, dan sebagainya.”
Saya manggut-manggut.
“Dan terakhir, ketika ia tidak memiliki hal lain seperti kecerdasan atau kemampuan-kemampuan lainnya, ia akan menampilkan kecantikannya. Sebagai nilai jualnya.”
“Kesimpulannya apa?” tanyaku.
“Gue nyari yang cerdas, yang rendah hati, yang tahu adab dan menjaga diri. Dan yang seperti itu, gue tahu mereka nggak akan menawarkan dirinya melalui kecantikan diri. Dengan make up, pakaian paling anggun, sambil makan cantik di tempat hits. Karena mereka tahu dimana nilai jual mereka. Bukan di kecantikan.”
Saya manggut-manggut lagi. Dulu saya menemukan istri saya di organisasi, bukan di instagram sih.
“Dan yang seperti itu, mainannya tidak di dunia maya.” ujarnya mantab, sambil menyeruput es teh terakhirnya.
Yogyakarta, 19 September 2017 | ©kurniawangunadi

Jika Istrimu Seorang Engineer

Kalian tahu, para lelaki, tidak mudah bagi seorang wanita untuk memutuskan jadi engineer. Mereka harus bergumbul di dunia yang seharusnya tempat laki-laki berada bukannya wanita. Mereka harus bersaing diantara para lelaki cerdas dan berlogika kuat, tapi tak apalah toh ini salah satu cita-citanya. Toh sekarang adalah jamannya emansipasi wanita “katanya”.
Jika istrimu adalah seorang engineer, yang mungkin di mata orang umum hanya bisa mengutak-atik program di komputer. Menghitung segala rumus-rumus rumit, membuat analisa untuk proyek-proyek besarnya, tapi ingatlah mereka masih tetaplah seorang wanita. Seorang wanita yang tetap menjadi ibu yang lembut bagi anak-anak kalian kelak. Ibu yang akan menggendong anak-anak kalian ketika mulai rewel. Ibu yang membuatkan susu untuk mereka ketika mulai menangis. Ibu yang mengganti popok mereka, memandikan mereka dan masih banyak hal yang dia lakukan.
Mungkin di mata kalian, seorang engineer hanya menghabiskan waktunya berlama-lama didepan komputer, rapat bersama clientpenting, survey di site projectmereka. Namun ingatlah, kalian suami dan anak-anak tetap berada di hatinya sepanjang waktu, kemanapun dia pergi. Dia adalah orang yang tak akan lupa menyebut kalian dalam doa disetiap sujudnya dan disetiap langkahnya.
Dialah yang selalu melakukan semua tugas rumah tangga yang sudah menjadi kewajibannya. Dialah yang nantinya akan bangun paling pagi sebelum kalian bangun, tetapi dia jugalah yang akan tidur paling akhir. Dia akan selalu memastikan anak-anaknya bisa tidur dengan lelap, bahkan dia akan memastikan tidak ada seekor nyamuk pun yang akan menggangu tidur anak-anaknya nanti. Dia juga yang akan mencium keningmu saat kamu tidur, bahkan memijat-mijat badan kalian ketika kalian mulai mengeluh capek.
Jika istrimu adalah seorang engineer, yang mungkin dimata orang umum kurang pandai berdandan seperti wanita modis yang lain, tapi dia akan berusaha cantik di matamu. Dia akan berusaha membuat dirinya terlihat menarik dan tetap pintar tentunya di matamu.
Jika istrimu adalah seorang engineer, yang mungkin di mata orang umum adalah sesosok wanita yang cuek dan tomboy. Ingatlah dia tidak bisa secuek itu, dia tetaplah seorang manusia biasa yang akan stress dan tertekan ketika banyak deadline yang harus diselesaikannya. Dia tetaplah seorang manusia yang akan merasa terpuruk ketika atasannya memarahinya. Dia juga tetap akan menitikkan air mata saat dia sudah merasa terlalu capek menahan semua beban yang ada di pundaknya.
Dia tetap butuh pelukan hangat darimu yang bisa menentramkan, dia tetap butuh senyuman tulus darimu. Tetaplah genggam tangannya ketika dia mulai jatuh. Tetaplah berada di depannya ketika dia butuh perlindungan. Dan tetaplah berada di sisinya karena meskipun tampak kuat dia hanyalah seorang wanita yang butuh didampingi disetiap langkahnya.
– – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – –
Submitted :
Ayu Haristyana
Seorang Engineer dan Seorang Istri
Teknik Kelautan – ITS
dikutip dari blog Kurniawan Gunadi

Jika Istrimu Seorang Anak Bungsu

Anak terakhir atau familiar disebut bungsu. Dengan status tersebut dikeluarga, memang akan kau temui sosok manja karena kaya limpahan kasih sayang. Kehadirannya akan selalu dirindukan. Sosok anak kecil yang tak pernah dewasa, padahal selalu mati-matian berusaha mematahkan asumsi tersebut.
Karena menjadi bungsu, maka kau akan berhadapan dengan orangtua yang sangat selektif dan sulit melepas anak perempuannya. Hingga (mungkin) kau akan membiasakan diri hidup lebih dekat dengan mertuamu.
Karena menjadi bungsu, membuatnya tak terbiasa susah. Maka kau akan menyaksikan bahwa dia selalu ingin berada di zona ternyaman. Memastikan kelak masih tidur di kasur yang nyaman, makan enak, berpakaian bagus, fasilitas yang memadai.
Karena bungsu memang terkadang sangat menggantungkan segala sesuatu kepada orang yang nyaman baginya, bersiaplah kau memberikan waktumu untuknya. Memberikan tangan dan kakimu untuk membantunya bahkan sekedar untuk mencari sesuatu yang ia lupa menyimpannya.
Tapi percayalah, sebagai bungsu yang kemudian akan menyandang status istri, dia akan menjadi sebenar-benarnya seorang ibu dan istri. Ibu yang baik yang mengajari, mendidik, dan melimpahkan kasih sayang seperti yang diterimanya, kepada anak-anaknya, yaitu anak-anakmu.
Sosok yang loveable dan ceria adalah penghangat di tengah keluarga, penebar tawa. Dia pendengar yang baik dan komunikatif, kau akan nyaman mengobrol banyak hal sebelum waktu tidur tiba.
Percayalah, seorang perempuan bungsu akan menjatuhkan pilihan ke orang yang membuatnya nyaman dan tenang. Sama seperti jika dia berada di tengah keluarganya. Maka dia akan memiliki kesetiaan yang luar biasa.
Karena bungsu, memiliki wawasan luas dan terdepan, karena dia punya guru tambahan dan berkaca dari pengalaman kakak-kakaknya. Dia bahkan berusaha tidak menuntut melebihi dari apa yang suaminya mampu berikan.
Karena bungsu yang kau akan  temui, dia yang mencintai kebebasan, tidak suka didominasi. Tapi tenanglah, selama kau menghargai dan memberi kepercayaan, dia akan sangat menjaga kepercayaan itu dan tidak lari dari tanggungjawab dan kewajibannya.
Asal kau mampu menjadi imam yang baik dan penyayang keluarga, dia akan menghormatimu sebagai cinta yang akan menuntun dia dan keluarganya sampai ke surga.
– – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – –
pengirim :
Pendidikan Biologi STKIP Persada Khatulistiwa
Sintang, Kalimantan Barat
dikutip dari blog Kurniawan Gunadi

Kamis, 12 Juli 2018

Catatan Untuk Kaum Hawa

Wanita tidak diciptakan dari tulang kepala laki-laki karena bukan untuk dijadikan majikan. Dan bukan pula dari tulang kaki laki-laki karena bukan untuk dijadikan budak. Tapi, wanita diciptakan dari tulang rusuk laki-laki karena dekat dengan tangan dan hati. Dekat dengan tangan karena perlu dilindungi. Dan dekat dengan hati karena perlu dicintai.”
Pagi ini, 18 Agustus 2007 aku menerima sms dari seorang teman baikku. Seorang wanita. Sms tersebut menyebutkan bahwa dia menyukai seorang pria yang wajahnya cukup di kenal di televisi belakangan ini. Kebetulan aku cukup kenal dengan presenter muda berbakat itu dan kami sesekali sms-an saling menanyakan kabar masing-masing. Kepada temanku itu aku berkata, “Sangat manusiawi hehehe… Tetapi dia sudah punya kekasih. Kalaupun belum kamu mesti bersaing dengan ratusan wanita yang mungkin memiliki rasa yang sama. Coba aja..”

Sejujurnya, aku sudah sering mendengar teman-teman wanitaku sharing dia menyukai pria ini, pria itu dan …entah siapa lagi selanjutnya. Bahkan aku pernah membaca blog seorang wanita yang aku kenal baik, di dalamnya ia menulis bagaimana ia suka dengan seorang pria dan sangat berharap dapat menjadi kekasihnya. Ia merindukan sang arjuna yang belum tentu tahu apa yang ia rasakan. Bagai pungguk merindukan bulan. Kasihan…

Di usiaku yang sudah menginjak 28 tahun, tentunya aku memiliki banyak teman, pria dan wanita yang sebaya denganku. Kalaupun di bawah atau di atas, usianya tidak jauh-jauh dari angka tersebut.

Aku coba untuk merenung, kenapa beberapa—bahkan mungkin banyak—teman wanitaku atau lebih tepatnya para wanita belum menemukan seorang pria yang bakal menjadi pasangan hidupnya. Padahal setahuku, bagaimanapun minus-nya seorang wanita (kalau ia menganggap dirinya demikian), paling tidak pernah satu kali “ditembak” pria, dengan kalimat ini, “Aku menyukaimu” atau “Bersediakah engkau menjalani hubungan yang lebih serius denganku?”. Kenapa aku bisa begitu yakin? Mari aku ceritakan:

Selama 5 tahun lebih aku bekerja di sebuah rumah produksi yang menayangkan acara Solusi di salah satu stasiun televisi swasta itu, banyak kisah nyata mirip Cinderella yang aku temukan. Ini benar-benar nyata! So real!! Bukan sinetron, bukan film. Sebut saja Maria Beatrix, gadis yang pernah dijuluki “si buruk rupa” dengan bentuk tangan dan kaki yang sama sekali tidak sempurna, menggunakan kursi roda, namun menemukan “pangeran” yang baik hati berdarah Inggris. Pria ini begitu setia mendampinginya bahkan berhasil mengajarinya berenang. Hari ini mungkin mereka sudah menikah.

Ada juga Indrawati, manusia terpendek Indonesia yang pernah masuk MURI karena bisa melahirkan dengan normal. Kalau melihat bentuk fisiknya, sangat tidak sempurna, namun menemukan seorang suami dari kalangan terhormat dan sangat mencintainya dengan sepenuh hati. Di Bandung, kami juga memiliki narasumber si pelukis Patricia Saerang, seorang yang melukis dengan kakinya atau mulutnya karena tidak memiliki tangan. Namun menemukan pria berdarah Eropa yang sangat mencintainya. Hari ini mereka sudah menikah dan hidup bahagia.

Jadi, kalau mau banding-bandingan dengan wanita-wanita yang aku sebutkan diatas, bagaimana mungkin kalau teman-teman wanita ku itu belum bisa menemukan “sang pangeran cinta”? Bulsyetttttt! !!! Kalau mau banding-bandingan, teman-teman wanitaku itu tergolong wanita yang cantik, dengan fisik yang nyaris sempurna dan memiliki pekerjaan yang bagus.

Setelah aku analisa, inilah inti permasalahannya:

Ternyata banyak wanita tidak tahu kuncinya. Untuk membuka baut ukuran 12, kita harus menggunakan kunci ring atau kunci pas dengan ukuran yang sama, 12. Sebut saja hal apa lagi yang lain sebagai perumpamaan. Dari zaman Adam dan Hawa sampai sekarang, wanita memang didesain untuk tidak memulai terlebih dahulu dalam hal cinta. Ekstrimnya, wanita dilarang jatuh cinta terlebih dahulu dan mengejar-ngejar pria. Karena wanita memang tidak di desain untuk itu. Perihal ada budaya di daerah tertentu dimana pria di lamar oleh wanita, aku sangat tidak berminat membahasnya. Dan sampai hari aku masih menganggapnya sebuah keanehan. Aneh!!!! Namun aku menghormatinya.

Aku suka kata-kata ini: Cowok menang milih, cewek menang nolak!!!

Kedengarannya win-win solution. Ya… bisa begitu. Cowok memang bisa memilih wanita mana saja yang dia suka. Cowok bisa saja jatuh cinta dengan wanita mana saja yang hatinya memang “jatuh”. Toh, sampai hari ini jumlah cewek di dunia ini jauhhhhhhhhhhhhhhh lebih banyak dari cowok. Di Batam, para wanita bahkan sering bertengkar memperebutkan pria, karena komposisi antara wanita dan pria di kota ini memang sangat tidak seimbang. Jumlah wanitanya jauhhhhhhhhhhhhhhhh lebih banyak dari pria.

Cowok kalau nembak cewek ditolak, respon selanjutnya ada dua, pertama: mencoba lagi untuk kedua, ketiga, keempat, atau kesekian kalinya atau kedua, tidak melanjutkan dan berkelana mencari yang lain lagi. Toh, jumlah wanita jauhhhhhhhhhhhh lebih banyak dari pria. Dan harga diri seorang pria tidak akan turun dan tercabik-cabik hanya karena cintanya ditolak. Karena pria seorang pejuang sejati, dia pasti akan mencoba dan mencoba lagi. Sampai dapat! “Emang cewek elo doang??” . Pikiran seperti itu ada kadang di sana.

Tetapi kalau wanita begitu agresif terhadap pria, lalu kemudian ditolak hehhee… Jawab sendiri kata yang tepat untuk itu.

Pria dan wanita sama-sama didesain untuk menjadi pemenang. Menang! Cowok menang milih, cewek menang nolak. Masalahnya sekarang banyak wanita yang mencoba untuk merubahnya menjadi: Cewek menang milih. Jadi kalau cewek menang milih…maka berarti cowok menang nolak!

Bagi para cowok, kalau ditolak adalah hal yang biasa. Memang sedih untuk sesaat. Tapi tidak untuk meratapinya. Lagipula cowok didesain lebih banyak “bermain” pikiran, daripada perasaan. Masalahnya, apakah para cewek siap kalau ditolak cowok setelah “menang” milih cowok yang mana aja???

Untuk menjawab pertanyaan ini, aku mau membagikan hal ini kepada para wanita, khususnya.

Paling tidak ada dua wanita yang paling dekat denganku, yang aku ketahui sangat bahagia. Pertama adalah ibuku sendiri. Ya, mama. Ibuku melepaskan masa gadisnya ketika usianya 23 tahun, dilamar ayahku, seorang pria tampan berumur 32 tahun dengan tubuh proposional. Ketika pertama kali bertemu ibuku, ayahku benar-benar jatuh cinta kepadanya. Padahal saat itu, seorang wanita sedang tergila-gila kepadanya dan menjadi begitu agresif. Ia ingin memiliki ayahku. Tetapi sebenarnya pria tidak bisa berdusta, dan jarang berpura-pura. Ayahku tidak mencintainya. Namun wanita itu memaksanya. Ayahku pria sejati yang harus selalu memulai dan tidak bisa didahului seperti itu. Kepada ibukulah, ayahku jatuh cinta. Mereka menikah pada tahun 1978. Ayahku berkali-kali jatuh cinta dengan wanita yang sama, yaitu ibuku. Usia pernikahan mereka sudah 29 tahun dan perkawinan mereka bertambah kuat dari hari ke hari. Aku pikir, ibuku adalah wanita yang paling bahagia di bumi ini karena dia tahu kuncinya. Dia dicintai dan diperlakukan bak ratu.

Kemudian yang kedua, saudaraku satu-satunya. Adik perempuanku yang manis itu. Di usianya yang 26 tahun seorang pria yang sangat mencintainya dan telah setia menunggunya selama 6 tahun, menyatakan keinginannya untuk menghabiskan waktunya nanti bersamanya. Meskipun enam tahun yang lalu, adikku tidak meresponinya, namun akhirnya ia luluh juga. Kali ini adikku tahu kuncinya: bahwa wanita didesain untuk DICINTAI dan bukan memulai untuk mencintai. Sebelumnya, aku tahu adikku berharap dapat menjalani hubungan dengan seorang pria gagah dari angkatan laut. Namun pria itu ternyata tidak sepenuh hati mencintainya. Ia sadar, bahwa ia harus melupakan pria itu dan memberi kesempatan untuk yang lain. Hari ini adikku, diperlakukan bak ratu oleh kekasihnya. Begitu dicintai, dilindungi, diperhatikan dan hubungan mereka semakin menunjukkan kualitas yang semakin baik, hari ke hari. Aku pikir, adikku wanita yang paling bahagia saat ini. Karena seorang pria datang kepadanya dan mencintainya dengan sepenuh hati dan sepenuh jiwa.

Sebaliknya, aku menemukan ada wanita yang memulai terlebih dahulu, begitu agresif dan sangat mencintai seorang pria dan akhirnya memang mendapatkannya dan bahkan menikah dengannya. Namun sayang, sesungguhnya dia tidak pernah mendapatkan cinta dari suaminya. Karena suaminya punya cinta yang lain. Dan wanita itu harus membayar harganya. Sangat mahal. Ia harus berkorban selama perkawinannya berlangsung. Ia harus berkorban materi yang terus-menerus dan yang paling menyedihkan selalu korban perasaan. Padahal bukankah seharusnya suaminya yang memenuhi kebutuhan materinya? Muka mereka menjadi begitu kusut dan tubuh mereka menjadi begitu kering. Karena tidak ‘disirami’ cinta suaminya. Karena sekali lagi, suaminya punya cinta yang lain.

Para wanita, daripada engkau mencintai pria yang tidak mencintaimu, atau hanya sekedar berpura-pura mencintaimu, mengapa engkau tidak belajar mencintai pria yang sangat mencintaimu dan memperlakukanmu dengan begitu berharga? Mungkin awalnya engkau tidak begitu menyukainya. Namun jika mengingat bahwa ia begitu mencintaimu, mengapa wanita tidak mencoba untuk BELAJAR mencintainya dan memberinya kesempatan.

Percayalah bahwa dalam kamus pria tidak ada istilah BELAJAR mencintai. Mau wanita yang ditujunya seperti apa, mau gemuk, mau pendek, mau rada tulalit atau sebut saja kekurangan lainnya, percayalah bahwa pria adalah makhluk yang jatuh cinta, bukan belajar untuk mencintai. Tetapi, wanita bisa BELAJAR mencintai. Tatkala melihat kegigihan seorang pria yang tidak pernah berhenti menakhlukkan hatinya, tatkala melihat pengorbanan, perhatian dan kasih sayang yang diberikan, aku mendengar banyak kesaksian akhirnya wanita menyerah.

Berdasarkan apa yang aku lihat, bahkan aku mengadakan riset untuk hal ini, wanita yang bijak adalah wanita yang jatuh cinta dengan pria yang terlebih dahulu jatuh cinta kepadanya. Bukan jatuh cinta dengan pria yang pura-pura jatuh cintanya kepadanya.

Bagi pria, Anda dilarang untuk berpura-pura jatuh cinta. Karena setelah engkau menjalaninya, lama-lama pura-pura itu akan hilang dan engkau pasti akan berkelana mencari cinta yang lain. Bukan yang pura-pura. Karena bagaimanapun engkau tidak bisa membohongi dirimu sendiri.

Kalau aku mencoba untuk pura-pura mencintai wanita yang pernah sangat mencintaiku, mungkin hari ini aku sudah memiliki anak dengannya dan sudah menjadi orang kaya secara materi. Tetapi aku pasti membuatnya menderita karena kepura-puraan itu. Aku akan berkelana mencari cinta yang lain. Dan itu sangat menyakitkan. Karena hubungan itu sudah sampai kepada pernikahan, mau tidak mau kita harus tetap meneruskannya, kalau tidak mau anak-anak yang menjadi korban perceraian. Namun harganya terlalu mahal untuk dibayar. Para pria tidak dibenarkan untuk menjadi begitu brengsek dan memanfaatkan wanita yang jatuh cinta kepadanya, sementara itu sendiri punya cinta yang lain. Para pria tidak dibenarkan menjadi begitu bejat untuk memanfaatkan uang, fasilitas dan materi yang diberikan oleh wanita yang mencintainya, dengan harapan bisa mendapatkan cinta sang pria. Itu pria yang licik dan pengecut.

Untuk para wanita, mungkin kalian gelisah di usia yang hampir menginjak kepala tiga belum menemukan pasangan sejati. Mungkin ia sudah datang, tetapi Anda menolaknya. Karena memang anda didesain untuk “menang nolak”. Tetapi mungkin saja anda lupa kuncinya. Kuncinya adalah anda sebaiknya jangan memulai terlebih dahulu dan kalau sulit menjangkaunya, anda menjadi begitu agresif. Anda harus tahu kuncinya bahwa anda didesain untuk dicintai dan diperlakukan bak ratu. Bukan menjadi seorang yang mengejar-ngejar pria.

Berulang kali kukatakan kepada teman-teman wanitaku. “Kalau ada seorang pria yang datang kepada kalian dan menyatakan cintanya, berpikirlah dua kali untuk menolaknya.” Jangan sampai anda menyesal di kemudian hari.

Aku tidak menyarankan kalian untuk terburu-buru menjawab, “Ya”. Aku hanya mengatakan, “Berpikir dua kali terlebih dahulu untuk menolaknya.” Siapa tahu, ini cinta sejatimu?

Wanita, anda begitu berharga. Ciptaan terindah. Anda ditentukan untuk begitu dicintai, dikagumi, dilindungi, dikasihi, diperhatikan, diayomi dan aku tidak tahu harus menyebutnya apa lagi… Kalian ditentukan untuk diperlakukan bak ratu setiap hari.

Karena manusia ditentukan untuk hidup berpasang-pasangan, hai para wanita, bersiap-siaplah seorang pangeran cinta datang kepadamu, menyatakan betapa ia ingin menghabiskan waktunya bersamamu, dan memberikan seluruh cintanya kepadamu. Namun, ketika pangeran cinta itu datang, apakah engkau akan langsung menolaknya? atau “berpikirlah dua kali untuk berkata ‘tidak’”, karena siapa tahu ini orang yang akan memperlakukanmu bak ratu. Tidak peduli bentuk fisikmu, tidak peduli tingkat pendidikanmu bahkan tidak peduli masa lalumu. Ia akan datang dengan kata-kata ini, “Aku mencintaimu walaupun…..”
Sumber : philanodia

-Repost Catatan: Kurniawan Gunadi

Jumat, 29 Juni 2018

Apresiasi


Kita tengah hidup di tengah-tengah lautan manusia setipe, bila ada yang anomali. Berarti dia tinggal di daratan. Tipe manusia dari mulai yang masyarakat kecil hingga berdasi dan bermobil mewah memiliki satu kesamaan mental.
Mental gratisan.
Itulah mengapa kita sulit berkembang, berinovasi, dan minim apresiasi. Ceritanya bisa seperti ini.
Saat aku diminta mengerjakan sebuah proyek karya, dengan alasan pertemanan, kadang apresiasi yang diberikan menjadi tidak profesional. Untuk sebuah proyek yang lain, dengan alasan kenal. Minta digratiskan.
Ah lupa kalian, untuk menghasilkan karya seperti itu aku perlu belajar 4 tahun lebih dan aku perlu mengisi perut keluargaku.
Tentu saja aku bukan materialistis, karena aku tahu kapan harus membantu teman dan kapan harus bekerja profesional. Itu yang harus dipahami untuk sesama.
Ketika aku menerbitkan buku, orang yang dulu entah dimana tiba-tiba mengucapkan selamat dan mengatakan ;“wah, mau dong bukunya gratis tapi ya”. Aku tahu kepada siapa aku harus memberikannya sebagai bentuk penghargaanku kepada orang tersebut dan kepada siapa aku menjualnya secara profesional. Seandainya semua minta di gratiskan, bisa-bisa 2948 teman fiktif-ku di facebook minta digratis  semua hanya karena alasan : kita kan sudah friend (difacebook).
Seandainya dia tahu betapa aku tidak bisa tidur memikirkan kata dan menghimpun seluruh ilmu pengetahuan yang aku miliki untuk itu. Seandainya dia tahu berapa banyak waktu aku habiskan untuk menyusunnya, dan seandainya dia tahu berapa biaya produksinya.
Atau ketika dalam sebuah organisasi, aku telah mengerjakan apapun yang menjadi jobdesk dan orang lain pergi entah kemana tinggal terima jadi. Apa yang mereka lakukan, katanya wah ini adalah kerja tim. Tim yang mana?
Atau dalam sebuah kerja kelompok, ketika seluruh anggota kelompokmu hilang entah kemana dan tinggal kamu berdua dengan teman terbaikmu mengerjakan seluruhnya, aku yakin anggota kelompok yang lain akan marah besar jika namanya tidak dicantumkan dalam sampul muka pekerjaan kelompok itu. Aku pernah melakukannya dan aku tidak peduli. “Kekejamanku"  berdampak pada tidak diterimanya aku sebagai temannya dan aku tidak memedulikannya.
Mental gratisan pun hinggap pada orang berdasi, mau mobil mewah dan laptop mahal dari uang negara. Meminta fasilitas ini dan itu dengan alasan untuk kelancaran kinerja. Hingga mental gratisan ditingkat terendah ketika banyak pemuda produktif lebih memilih menjadi peminta-minta daripada bekerja, toh meminta-minta hasilnya jauh lebih banyak daripada kerja kantoran.
Entahlah, negeri ini minim apresiasi. Apresiasi baik berupa materi ataupun penghargaan lain. Jadi, jangan terheran-heran jika banyak buku bajakan. Kaset bajakan. Bahkan skripsi bajakan yang kalian bisa beli di loakan.
Aku dan juga kamu harus belajar mengapresiasi, apresiasi membuat orang semakin percaya diri untuk terus berkarya dan menunjukkan dirinya. Itu membuatnya hidup. Hidupkanlah orang lain dengan apresiasimu 🙂
-kurniawan gunadi

Kamis, 28 Juni 2018

Jarak Samudra

Jarak yang harus kamu ambil denganku adalah serupa bentang samudra. Harus jauh membentang. Tidak perlu tanggung-tanggung, dekat tidak-jauh juga tidak. Jauhlah sekalian.
Jika kamu memang berniat menyeberanginya, persiapkanlah bahtera yang kuat karena akan banyak badai di perjalanan. Persiapkan bekal yang cukup. Atau jika kamu memilih jalur udara, persiapkan pesawat yang tangguh untuk melintasi samudra non-stop. Pastikan avturnya cukup atau kamu akan jatuh dilautan.
Jika pun kamu nekat berenang, tidak masalah. Aku hanya ingin melihat kesungguhanmu. Jika kamu ingin memanfaatkan ilmu sipilmu dengan membangun jembatan penyeberangan. Silakan. Aku hanya ingin melihat kesungguhanmu. Karena jarak yang jauh dan rintangan yang besar akan membuat padam nyali orang yang tidak berani. Aku membuat mundur orang yang tak cukup ilmu. Akan membuat takut orang yang tak cukup percaya kepada Tuhan.
Jarak sejauh samudera ini membutuhkan ilmu. Ilmu navigasi. Ilmu yang akan menyelematkanmu. Biar kamu mencapaiku dengan rute tercepat dan terbaik. Agar kamu bisa menghindari badai atau membaca tanda-tanda langit.
Jarak yang harus aku ambil terhadapmu aku pilih sejauh mungkin. Biarkan aku menjadi tujuanmu. Agar kamu memaksimalkan usahamu untuk mencapainya.
Bandung, 16 September 2013
-kurniawan Gunadi

Selasa, 26 Juni 2018

Sejuta Pasang Mata

Tulisan ini untuk seorang teman-yang-jauh, yang telah menemukan jawaban. Selamat 🙂
Hari ini, dalam usia-usia yang sebaya. Kita mengenal orang-orang luar biasa yang tentu saja (mungkin) ia tidak mengenal kita. Kita sekedar tahu sepak terjangnya kala muda, kala masih duduk di bangku kampus, atau kala memimpin sebuah pergerakan. Kala dunia nyata dan maya mempertemukan sebuah potensi. Kala karyanya jauh lebih menggema daripada namanya sendiri.
Hari ini, mereka adalah orang-orang yang usianya hanya terpaut tidak jauh dari kita. Sedang dalam sebuah fase yang juga sama dengan kita.Mencari-dicari-menemukan-ditemukan-disatukan. Sebuah fase 20+ yang membuat kita sendiri bertanya-tanya perihal orang-orang luar biasa itu. Siapakah sosok yang kelak menjadi pendampingnya? Siapakah orang yang beruntung itu? Dan jawaban itu pun terjawab satu persatu. Karena satu-per-satu dari mereka akhirnya pun menemukan jawaban atas pertanyaan yang sama.
Hari ini, kita mendapati bahwa orang-orang yang beruntung mendampingi mereka adalah orang yang berhasil membuat iri jutaan pasang mata. Kata seseorang, laki-laki yang baik itu akan membuat cemburu perempuan lain terhadap istrinya, bukan yang membuat cemburu istrinya pada perempuan lain. Begitu juga sebaliknya bagi perempuan. Ia yang berhasil membuat laki-laki lain cemburu kepada suaminya.
Hari ini kita cemburu. Cemburu karena orang itu ternyata bukan kita. Toh kita juga tidak berharap sejauh itu. Tapi rasa cemburu pada sebuah kenyataan bahwa orang-orang sebaik itu apakah masih tersisa untuk kita? Bila ada, ada dimana dan siapa?
Hari ini, jutaan pasang mata menyaksikan setiap pertanyaan manusia bertemu dengan jawabnya. Setiap pasang mata menyaksikan sebuah momentum luar biasa atas perubahan hidup manusia. Hari ini, orang-orang yang luar biasa itu telah menemukan jawaban atas hidupnya. Kita pun lega pada sebuah kenyataan bahwa kita telah mendapatkan sebuah contoh nyata dimana untuk mendapatkan seseorang sepertinya, paling tidak menjadi seseorang seperti pasangannya.
Lantas kita pun berdoa dengan malu-malu. Ya Tuhan, masih adakah orang-orang sebaik itu? Sisakan satu saja untukku.
Rumah, 19 April 2015 | ©kurniawangunadi

Jumat, 22 Juni 2018

Hujan di Bulan Juni


Eps. 1

Gemericik gerimis disertai sepoi angin membuat Ibu khawatir. Padahal sekitar sepuluh menit tadi, matahari sedang bersinar terang-terangnya. Sang Ibu khawatir karena disaat yang sama, beliau sedang menjemur padi hasil panen sawah. Ya, maklum..bulan ini petani desaku sedang panen padi. Alhamdulillah hasilnya bisa untuk menyambung hidup. Eh namun jangan diragukan, para petani itu hebat lho. Coba bayangkan kalau kalian sehari saja tak makan nasi dan diganti dengan karbohidrat lain, bukankah rasanya sama saja dengan belum makan? Pun perjuangan hebat mereka yang diwarnai dengan berbagai rintangan cuaca maupun hama.
--
"Nduk Nitaa, ayo mulungi gabah.  Sudah gerimis ini lho. Takut deras nanti", teriak Ibu padaku.
"Nggih bu, sekedap", teriakku sambil berlari menuju halaman depan.
Sementara aku menyerok gabah, Ibu menyapu sisa serokanku dan mengumpulkan gabah-gabah itu menjadi satu. Tak sedikit tenaga yang aku kerahkan. Kau bisa bayangkan aku yang bertubuh kecil harus menyerok gabah yang hampir lebih dari separuh halaman rumah ini sendirian. Biasanya berame-rame. Namun, karena masih libur lebaran maka mbak-masku mudik ke rumah mertuanya. Sedang hanya aku yang masih single, maka cukup libur lebaran di rumah saja. Hitung-hitung juga membantu orang tua. Lebih-lebih kalau bisa malah belajar kehidupan untuk nantinya.
"MasyaAllah bu, gerimisnya tambah deras. Ya Allah, sebentar ya Allah biar ga kehujanan dulu ya Allah", pintaku
"Hehe ayo wis gek ndang. Ya Allah hujannya dipending dulu ya Allah sampai ini selesai", tambah Ibu.

Sementara itu, gelegar kendaraan terdengar semakin mendekat ke arah rumah kami. Aku menoleh ke arah Ibu. Ibu menoleh ke kendaraan yang terparkir di halaman rumah.
"Iku sopo nduk?"
"Kirangan buk'e", jawabku ringkas karena memang tidak tahu siapa yang datang.
Ibuku mendekat ke arah mereka. Lalu, begitu kagetnya Ibuku ketika yang datang adalah si anak lanang.
"Ya Allah Gusti..ealah ngger, anakku lanang", kata Ibu sambil memeluk seorang pria paruh baya bersama wanita yang mungkin adalah istrinya. Tak lupa Ibu juga memeluk ketiga anak mereka.

Gerimis siang itu benar-benar membasahi tubuh kami. Aku masih tertegun. Karena tidak mengenali siapa yang datang, maka aku kembali menyerok gabah yang masih tersisa seperempat halaman yang belum terkumpulkan.

"Itu Mba Nita kan ya budhe?"
"Iya, itu Mba Nita. Eh ayo ayo pinarak ke gubug"
Merasa namaku terpanggil, aku mendekat ke arah mereka.
"Mba Nita?", seorang lelaki menyapaku. Namun sama sekali aku tidak mengenalinya.
"Iya", sontak jawabanku dengan bertanya-tanya.
Mengerti maksudku, Ibuku menjelaskan "Iki lho nduk, Pak Parno dari Kebumen"
"Oalah masyaAllah", kataku sambil memberi salam satu persatu.
--
Saat Ibu mempersilahkan mereka untuk berteduh dan menyeduh teh di rumah, aku melanjutkan pekerjaanku menyerok gabah lagi. Ketika itu pula, dua anak lelaki Pak Parno mendekat ke arahku dan membantu pekerjaanku.
"Mba, ini nanti dikumpulkan begitu aja? Nanti masih kehujanan dong mba", tanya lelaki yang menyapaku tadi.
"Ya nanti kan ditutup pake itu, biar ga kehujanan lah", jawabku sambil menunjuk penutup gabah yang biasa kami gunakan.
"Oalah begitu"
Sementara lelaki satunya fokus saja membantu tanpa bertanya. Aku diam namun juga bertanya-tanya. Mereka ini sebenarnya siapa ya? Diam-diam aku perhatikan perawakannya. Ryan? Tegar? Ah bukan, bukan mereka banget. Kalau iya? Eh masa iya sih? Pikiranku berkecamuk sendiri. Tak mau ambil pusing, ketika pekerjaan selesai, aku mempersilahkan mereka menyusul tamu yang sudah di dalam rumah. Spontan aku ke dapur dan membuatkan mereka minum.
--
Setelah beberapa menit mereka berbincang, aku bergabung dengan membawa minuman.
"Monggo pak, bulik, mas..diminum dulu"
"Wah terimakasih ya mba Nita", kata Pak Parno.
"Lah kok kelihatannya kayak kurang manis to nduk? Coba ditambahi sirupnya to", komentar Ibu.
"Lah masa bu, coba dicicipi dulu insyaAllah manis to wis",kataku sebagai bentuk pembelaan diri.
Sementara bulik hanya tersenyum, dan berkata "Sudah budhe..coba diminum dulu saja ini lho", sambil menahan tanganku agar aku tak beranjak pergi.

Sabtu, 27 Januari 2018

Sepenggal Cerita Brownies Cinta

Solo, kota nyentrik yang terkenal dengan keanekaragamannya. Mulai dari budaya, wisata, sungai Bengawan Solo-nya, masyarakatnya yang ramah, universitasnya hingga jajanannya.

Hidup di kota Solo, kalian akan temukan berbagai jajanan dari tradisional hingga modern, dari jajanan asli Solo hingga mancanegara yang berhasil menembus pasaran.

Salah satu makanan yang ciamik banget untuk disajikan di berbagai event adalah kue. Baik untuk event non-formal maupun formal sekalipun. Baik kalangan muda hingga tua. Apalagi kue dengan harga bersahabat, rasa jempol dan disajikan dengan tatanan apik dari hati, yang kadang orang sering menyebutnya dengan cinta.

Di kota Solo sendiri telah tersedia berbagai kue maupun kudapan untuk disajikan. Menurutku, ya yang paling flexible adalah kue brownies. Nah, salah satu brownies di kota Solo yang lagi booming banget dibincangkan adalah Brownies Cinta. Selain itu, kue satu ini unik loh..mau tau apa keunikannya?
Yuk simakk yaa..
  1. Brownies Cinta dapat dipesan sesuai kebutuhan, seperti untuk kue ulang tahun, camilan hingga oleh-oleh.
  2. Brownies Cinta juga tersedia dengan menu berbeda dan aksen warna yang lebih colourful.
  3. Kue ini juga bertekstur lembut, rasanya pas (nggak bikin eneg) dan harganya pun terjangkau.
  4. Dikemas sedemikian apik sehingga terlihat friendly apalagi ditambah aksen batiknya yang funny.
  5. Ordernya juga ngga susah lho. Teman-teman bisa call for order langsung nih jika sibuk dan ngga bisa langsung datang di outletnya.
  6. Nah, kerennya lagi...brand Brownies Cinta ini juga mau bergabung dan turut serta dalam berbagai event maupun sponsorship di Solo dan sekitarnya.
  7. Konon sejarahnya kue ini dibuat dengan perjuangan kak Fauzi dan istri hingga lahirlah resep cinta yang dari mereka, kemudian munculah Brownies Cinta yang alhamdulillah outletnya sudah kemana-mana. Taraaaaa. Semoga berkah dan terus berkembang ya mas mbak^^
Dibalik perjuangan beliau yang mungkin tidaklah gampang dan butuh proses yang panjang, kita juga harus belajar bahwa jatuh bangun dari kegagalan apabila diupayakan dengan sungguh-sungguh maka akan berhasil. Bukankah sesudah kesulitan, maka Allah akan hadirkan kemudahan?

Oh yaaa..brownies sering dipadu-padankan dengan berbagai minuman. Kalo saya sih, cukup dengan teh hangat di malam yang dingin ini hehe..

Nahh..bagi teman-teman jangan ragu untuk mengunjungi dan mengicipi (pastinya juga beli ya^^) Brownies Cinta ini. Yang namanya juga cinta, pasti disajikan dengan sepenuh hati ya entah event apa saja dan untuk siapa, ciee ❤

Sekotak brownies manis ini bisa kalian dapatkan di kota Solo, Tawangmangu, Karanganyar, Sukoharjo dan Sragen.

Selamat mencoba dan menyajikannya dengan yang tercinta 😊