Jarak yang harus kamu ambil denganku adalah serupa bentang samudra. Harus jauh membentang. Tidak perlu tanggung-tanggung, dekat tidak-jauh juga tidak. Jauhlah sekalian.
Jika kamu memang berniat menyeberanginya, persiapkanlah bahtera yang kuat karena akan banyak badai di perjalanan. Persiapkan bekal yang cukup. Atau jika kamu memilih jalur udara, persiapkan pesawat yang tangguh untuk melintasi samudra non-stop. Pastikan avturnya cukup atau kamu akan jatuh dilautan.
Jika pun kamu nekat berenang, tidak masalah. Aku hanya ingin melihat kesungguhanmu. Jika kamu ingin memanfaatkan ilmu sipilmu dengan membangun jembatan penyeberangan. Silakan. Aku hanya ingin melihat kesungguhanmu. Karena jarak yang jauh dan rintangan yang besar akan membuat padam nyali orang yang tidak berani. Aku membuat mundur orang yang tak cukup ilmu. Akan membuat takut orang yang tak cukup percaya kepada Tuhan.
Jarak sejauh samudera ini membutuhkan ilmu. Ilmu navigasi. Ilmu yang akan menyelematkanmu. Biar kamu mencapaiku dengan rute tercepat dan terbaik. Agar kamu bisa menghindari badai atau membaca tanda-tanda langit.
Jarak yang harus aku ambil terhadapmu aku pilih sejauh mungkin. Biarkan aku menjadi tujuanmu. Agar kamu memaksimalkan usahamu untuk mencapainya.
Bandung, 16 September 2013
-kurniawan Gunadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar